Jika kita
pernah melihat film ini, pastilah sangat terkesan dengan alur ceritanya. Enemy
At The Gates (2001) diperankan oleh Jude Law (Vassili) dan Rachel Weisz (Tania)
bintang iklan sabun Lux, menggambarkan kisah nyata peperangan dari Perang Dunia
II yang mengambil kisah legenda seorang sniper Rusia, Vassili Zaitsev, dengan
background pertempuran tahun 1942 di kota Stalingrad yang sekarang bernama
Volgograd dari fasisme Nazi, Jerman, yang ingin merebut kota tersebut.
Debutnya
diawali sebagai seorang prajurit tentara merah atau Uni Soviet waktu itu,
bersama perwira Danilov yang selamat dalam pertempuran, menunjukkan
kemampuannya membidik tepat sasaran, perwira-perwira Jerman, yang mahir
terlatih sejak usia 5 tahun bersama kakeknya. Sebelumnya, Vassili dikirim
ke Stalingrad bersama dengan prajurit lain bertemu dengan Tania, dara cantik
berkebangsaan Amerika berdarah Rusia. Disinilah awal kisah romantisme mereka
berdua…
Tania Chernova,
pernah menjadi seorang volunteer atau relawan pada masa Jerman, karena
kebenciannya pada Nazi inilah ia bergabung dengan relawan di Rusia, disamping
tujuan utamanya mencari keberadaan kakek dan neneknya yang asal Rusia itu.
Setelah tahu kakek neneknya tiada diberondong peluru massal oleh Nazi Jerman
semakin kuat ia membenci dengan rasa dendam kepada para tentara Jerman. Saat
itulah ia bergabung dengan divisi penembak jitu pimpinan Vassili, dan keduanya
kembali dipertemukan. Dsinilah jalinan asmara antara Vassili dan Tania bersemi,
walaupun perwira Danilov sangat menyukai Tania, sebagai pihak ketiga ia sadar
akan hal itu.
Gairah cinta mereka begitu kuat, sampai tugas memisahkan mereka, sebuah
mortir meledak ditengah-tengah evakuasi rakyat sipil serpihannya mengenai
Tania. Perwira Danilov mengetahui hal dan menyampaikannya pada Vassili yang
saat itu tengah berduel dengan mayor Konig, sniper handal asal Nazi, Jerman.
Kemungkinan Tania tidak akan selamat dari ledakan tersebut, tapi tidak demikian
Tania masih terbaring di Rumah Sakit, setelah 3 bulan kemudian, Vassili mencari
Tania di Rumah Sakit, dan mereka bertemu kembali dengan kemesraan dan kerinduan
yang mendalam. Ini adalah ending dari film Enemy At The Gates yang berbuah
kebahagiaan.
Jika kita
menebak antara Vassili dan Tania berjodoh, dimulai saat pandangan pertama di
gerbong kereta, bertemu pada saat Tania menjadi relawan, kemudian bertemu lagi
pada saat Tania masuk divisi penembak jitu, jalinan asmara mereka begitu kuat,
sampai mereka bertemu kembali di Rumah Sakit. Antara pertemuan dan perpisahan
mereka sangat berjodoh sebagai pasangan kekasih untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih jauh alias menikah. Tetapi jika kita membaca sejarah setelah happy
ending pertemuan di Rumah Sakit, apakah mereka berdua akan menikah? Jawabnya
tidak.
Setelah pertemuan itu Vassili tidak pernah kembali. Tania mendapat kabar
bahwa Vassili tewas pada pertempuan di tambang, hatinya sangat sedih, hingga
tahun 1969. Setelah sekian lama datanglah seorang wartawan padanya, Tania
bertanya pada wartawan tersebut siapa yang memberi tahu keberadaannya disini,
jawab wartawan itu, Vassili. Hatinya tambah hancur Vassili seakan sudah tidak
menginginkan atau melupakan dirinya dan tidak tewas dalam pertempuran tambang
itu. Tania sendiri divonis pihak Rumah Sakit tidak bisa melahirkan anak akibat
luka ledakan mortir yang mengenai perutnya.
Dari sini kita
bisa ambil kesimpulan, pada saat pertemuan mereka di Rumah Sakit, apa yang ada
dalam benak Vassili? Dia adalah seorang kapten pimpinan divisi penembak jitu
yang telah memiliki berbagai tanda jasa kepahlawanan, sekiranya kalau ia ingin
menikahi Tania dalam kondisi seperti itu, apakah ia mau?
Cinta tumbuh dalam bentuk kesempurnaan hati dan jiwa serta jodoh
mempertemukan mereka dalam setiap perpisahan tetapi jika cinta sudah tidak
sempurna lagi atau cacat apakah ini dibilang jodoh? Apakah kata cinta hanya
manis di mulut dengan gairah yang menggebu? Apakah cinta butuh sesuatu yang
sempurna? Jika memang demikian lupakanlah untuk berjodoh dengannya, jangan
pernah kita pungkiri mengucapkan kata, “aku akan menerima kamu apa adanya kamu”
ini merupakan kata yang terucap spontan atau memang benar-benar terucap dari
hati sanubari yang terdalam. Kita bertanya dalam hati, apakah kita berpacaran
kelak dia akan jadi jodoh saya? Apakah kita tunangan kelak dia jadi jodoh saya?
Apakah kita menikah pun kelak dia benar-benar jodoh saya?
Jodoh adalah
rahasiaNYA, sekali lagi rahasiaNYA. Bagaimana cara mempertahankan
ketidaksempurnaan pasangan dengan sentuhan hati untuk tetap menerima keadaannya
apapun itu dengan penuh keyakinan, niscaya inilah yang disebut jodoh. Salah
kalau hal ini terucap karena hanya hati dan sikap kita yang bisa mengungkapkan
itu. Kalau memang sudah tidak bisa dipertahankan, why not?
Tania mungkin menyadarinya walau hancur hatinya, ia hanya merasakan bentuk
cinta dengan kesungguhan dan kesempurnaan, tetapi ia belum mendapatkan cinta
dalam bentuk ketidaksempurnaan. Bagaimana pun juga kisah cinta mereka adalah
dibenarkan oleh fakta dan mereka Vassili Zaitsev dan Tania Chernova adalah
tetap pahlawan Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar