Sabtu, 29 April 2017

Jodoh Dalam Kisah Cinta Dua Sniper

Jika kita pernah melihat film ini, pastilah sangat terkesan dengan alur ceritanya. Enemy At The Gates (2001) diperankan oleh Jude Law (Vassili) dan Rachel Weisz (Tania) bintang iklan sabun Lux, menggambarkan kisah nyata peperangan dari Perang Dunia II yang mengambil kisah legenda seorang sniper Rusia, Vassili Zaitsev, dengan background pertempuran tahun 1942 di kota Stalingrad yang sekarang bernama Volgograd dari fasisme Nazi, Jerman, yang ingin merebut kota tersebut.


Debutnya diawali sebagai seorang prajurit tentara merah atau Uni Soviet waktu itu, bersama perwira Danilov yang selamat dalam pertempuran, menunjukkan kemampuannya membidik tepat sasaran, perwira-perwira Jerman, yang mahir terlatih  sejak usia 5 tahun bersama kakeknya. Sebelumnya, Vassili dikirim ke Stalingrad bersama dengan prajurit lain bertemu dengan Tania, dara cantik berkebangsaan Amerika berdarah Rusia. Disinilah awal kisah romantisme mereka berdua…


Tania Chernova, pernah menjadi seorang volunteer atau relawan pada masa Jerman, karena kebenciannya pada Nazi inilah ia bergabung dengan relawan di Rusia, disamping tujuan utamanya mencari keberadaan kakek dan neneknya yang asal Rusia itu. Setelah tahu kakek neneknya tiada diberondong peluru massal oleh Nazi Jerman semakin kuat ia membenci dengan rasa dendam kepada para tentara Jerman. Saat itulah ia bergabung dengan divisi penembak jitu pimpinan Vassili, dan keduanya kembali dipertemukan. Dsinilah jalinan asmara antara Vassili dan Tania bersemi, walaupun perwira Danilov sangat menyukai Tania, sebagai pihak ketiga ia sadar akan hal itu.


 Gairah cinta mereka begitu kuat, sampai tugas memisahkan mereka, sebuah mortir meledak ditengah-tengah evakuasi rakyat sipil serpihannya mengenai Tania. Perwira Danilov mengetahui hal dan menyampaikannya pada Vassili yang saat itu tengah berduel dengan mayor Konig, sniper handal asal Nazi, Jerman. Kemungkinan Tania tidak akan selamat dari ledakan tersebut, tapi tidak demikian Tania masih terbaring di Rumah Sakit, setelah 3 bulan kemudian, Vassili mencari Tania di Rumah Sakit, dan mereka bertemu kembali dengan kemesraan dan kerinduan yang mendalam. Ini adalah ending dari film Enemy At The Gates yang berbuah kebahagiaan.

Jika kita menebak antara Vassili dan Tania berjodoh, dimulai saat pandangan pertama di gerbong kereta, bertemu pada saat Tania menjadi relawan, kemudian bertemu lagi pada saat Tania masuk divisi penembak jitu, jalinan asmara mereka begitu kuat, sampai mereka bertemu kembali di Rumah Sakit. Antara pertemuan dan perpisahan mereka sangat berjodoh sebagai pasangan kekasih untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh alias menikah. Tetapi jika kita membaca sejarah setelah happy ending pertemuan di Rumah Sakit, apakah mereka berdua akan menikah? Jawabnya tidak.


 Setelah pertemuan itu Vassili tidak pernah kembali. Tania mendapat kabar bahwa Vassili tewas pada pertempuan di tambang, hatinya sangat sedih, hingga tahun 1969. Setelah sekian lama datanglah seorang wartawan padanya, Tania bertanya pada wartawan tersebut siapa yang memberi tahu keberadaannya disini, jawab wartawan itu, Vassili. Hatinya tambah hancur Vassili seakan sudah tidak menginginkan atau melupakan dirinya dan tidak tewas dalam pertempuran tambang itu. Tania sendiri divonis pihak Rumah Sakit tidak bisa melahirkan anak akibat luka ledakan mortir yang mengenai perutnya.

Dari sini kita bisa ambil kesimpulan, pada saat pertemuan mereka di Rumah Sakit, apa yang ada dalam benak Vassili? Dia adalah seorang kapten pimpinan divisi penembak jitu yang telah memiliki berbagai tanda jasa kepahlawanan, sekiranya kalau ia ingin menikahi Tania dalam kondisi seperti itu, apakah ia mau?

 Cinta tumbuh dalam bentuk kesempurnaan hati dan jiwa serta jodoh mempertemukan mereka dalam setiap perpisahan tetapi jika cinta sudah tidak sempurna lagi atau cacat apakah ini dibilang jodoh? Apakah kata cinta hanya manis di mulut dengan gairah yang menggebu? Apakah cinta butuh sesuatu yang sempurna? Jika memang demikian lupakanlah untuk berjodoh dengannya, jangan pernah kita pungkiri mengucapkan kata, “aku akan menerima kamu apa adanya kamu” ini merupakan kata yang terucap spontan atau memang benar-benar terucap dari hati sanubari yang terdalam. Kita bertanya dalam hati, apakah kita berpacaran kelak dia akan jadi jodoh saya? Apakah kita tunangan kelak dia jadi jodoh saya? Apakah kita menikah pun kelak dia benar-benar jodoh saya?

Jodoh adalah rahasiaNYA, sekali lagi rahasiaNYA. Bagaimana cara mempertahankan ketidaksempurnaan pasangan dengan sentuhan hati untuk tetap menerima keadaannya apapun itu dengan penuh keyakinan, niscaya inilah yang disebut jodoh. Salah kalau hal ini terucap karena hanya hati dan sikap kita yang bisa mengungkapkan itu. Kalau memang sudah tidak bisa dipertahankan, why not?  


 Tania mungkin menyadarinya walau hancur hatinya, ia hanya merasakan bentuk cinta dengan kesungguhan dan kesempurnaan, tetapi ia belum mendapatkan cinta dalam bentuk ketidaksempurnaan. Bagaimana pun juga kisah cinta mereka adalah dibenarkan oleh fakta dan mereka Vassili Zaitsev dan Tania Chernova adalah tetap pahlawan Rusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar