Sabtu, 29 April 2017

Petuah Sang Pahlawan

Suasana pagi yang khidmat mengiringi kepergian salah satu putra terbaik bangsa Indonesia. Upacara militer dipersembahkan untuk melepas jenazah Kolonel Laut (Purn) Soeratno. Di antara para keluarganya, semasa kecil beliau adalah seorang yang pemberani, jujur dan setia pada pedomannya. Ratno sapaan akrabnya, masuk AAL (Akademi Angkatan Laut) pada tahun 1961 dan lulus pada tahun 1965. Saat itu, berpangkat Letnan Dua aktif dalam penumpasan G30S/PKI di tahun 1965 dan setelah berpangkat Kapten beliau menjadi Komandan KRI (Kapal Republik Indonesia) Kalanada di Kesatuan Kapal Patroli Cepat Roket, kemudian menjadi Komanda KRI Ampalasa, di Kesatuan Kapal Penyapu Ranjau dan terakhir menjadi Komandan KRI Pulau Ratewo di Kesatuan Penyapu Ranjau Samudera. Ratno juga ikut dalam misi konfrontasi Timor Timur pada 1977, dengan kepintarannya menggunakan kapal niaga menyusup ke daerah lawan yang mengangkut pasukan pendarat atau marinir. Setelah berpangkat Mayor, beliau selalu mendapatkan kepercayaan sebagai Komandan Detasemen di beberapa tempat.



Itulah riwayat singkat beliau, saya sebagai putranya tahu persis bagaimana cara beliau memimpin anak buahnya. Beliau orang yang tegas dan karismatik, tetapi beliau juga seorang yang sangat bersahabat dan humoris. Bijaksana dalam mengambil segala keputusan, entah itu dalam pekerjaan sampai pada menangani masalah pribadi anak buahnya. Disegani oleh teman-teman se-angkatannya karena kejujuran beliau dengan petuah dalam bahasa jawa  "Bagiane kepolo karo anak buah iku wes dewe-dewe, luwih akeh kepolo, mulo dadi kepolo ojo neko-neko", kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia "Bagiannya pimpinan dengan anak buah itu sudah sendiri-sendiri, lebih banyak pimpinan, maka jadi pimpinan jangan macam-macam". Walaupun teman-teman se-angkatannya berpangkat bintang, beliau sangat dihormati dan disegani karena kejujurannya. Ayah selama memimpin adalah orang yang lurus dan setia pada korps, dalam setiap kepemimpinannya selalu ada kemajuan dan pembangunan secara fisik maupun sistem. Saya bangga padamu Ayah yang menjadi tauladan untuk anggota korps khususnya dan masyarakat pada umumnya.



Biodata Kolonel Laut (Purn) Soeratno
  • Lahir : Tulungagung, 8 Januari 1939
  • Wafat : Surabaya, 16 Januari 2015
  • Pendidikan : AAL 1961 (Moro Sebelas)
Aktifitas :
  • Penumpasan G30S/PKI 1965
  • Konfrontasi Timor Timur 1977
Kepemimpinan :
  • Komandan KRI Kalanada
  • Komandan KRI Ampalasa (USS Hummingbird AMS-192)
  • Komandan KRI Pulau Ratewo
  • Komandan Detasemen TNI-AL Tegal
  • Komandan Prokimal Grati Pasuruan
  • Komandan Detasemen TNI-AL Malang
  • Ketua Harian/Palakhar Yayasan Hang Tuah
  • Dosen Khusus Navigasi Universitas Hang Tuah PDKK
Bintang Jasa/Satyalancana :
  • Jalasena Nararya (Penghargaan Tertinggi TNI-AL)
  • Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
  • Penegak
  • Seroja
Ayah juga pernah mengisi kekosongan jabatan di Admiral Lines Pelabuhan Belawan Medan sebagai Kepala Admiral Lines dan di Belawan inilah lahir adik perempuan saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Lantamal V Surabaya
  2. Denma Pasmar I Surabaya
  3. Garnisun Tetap Surabaya
  4. Letkol Andi Suseno (Kodikal/Keponakan)
  5. Mayor Mar Rio Sukanto (Dan Yon Roket 1 Mar/Irup)
  6. Kolonel TNI-AD (Purn) Asmono (Kakak Alm.)
  7. Paguyuban Moro Sebelas (AAL 61)
  8. PEPABRI Surabaya
  9. BKP/PP-AL Surabaya
  10. Civitas Akademika UHT Surabaya
  11. Yayasan Hang Tuah Surabaya
  12. RSAL Dr. Ramelan Surabaya
  13. PT. Lippo Cikarang Bekasi
  14. PT. New Hope Sidoarjo
  15. PT. Kalbe (Innogene Kalbiotech)
  16. CV. Eleven Surabaya
  17. Warga Kompleks Baratajaya Surabaya
  18. Warga Kompleks Puri Indah Sidoarjo
  19. TMP/TMB. Juanda (Khusus TNI-AL)
  20. Kifayah Masjid Ummul Mu'minin Surabaya
  21. Jama'ah Masjid Al-Muhajirin Surabaya
  22. dan seluruh Keluarga, Kerabat dan Teman-teman


Atas sumbangsih dan dukungan baik moril maupun materiil dan semoga amal kebaikan Bapak, Ibu dan Saudara sekalian mendapatkan balasan dari Allah SWT. Sejak meninggalnya beliau hingga 7 harinya, kunjungan pelayat masih cukup banyak dan jumlah pasukan pengiring jenazah serta apel persada terdiri dari 2 peleton Pasmar I Surabaya, cukup banyak dan tidak seperti biasanya. Saya bangga padamu Ayah sebagai Pahlawan menjadi teladan bagi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar