Jumat, 23 Juni 2017

Graphic Design Antara Seni dan Komersil

Kita telah banyak tahu tentang apa itu brosur, poster, banner, majalah, iklan, situs web dan sebagainya. Dibalik itu semua  ada profesi yang mempunyai peranan penting dan profesi yang dimaksud adalah Desainer Grafis (Graphic Designer). Hasil karyanya yang telah jadi bisa dinikmati semua orang, tetapi dibalik pengerjaan karya tersebut membutuhkan energi dan kreatifitas yang cukup tinggi. Seorang desain grafis pasti menguasai software untuk desain, seperti photoshop, illustrator, pagemaker, freehand, coreldraw, 3Dstudio max, autoCAD dan masih banyak lagi software pendukung untuk profesi tersebut. Desain grafis identik dengan melukis atau menggambar hanya berbeda media dan tujuan, media grafis yang digunakan adalah komputer dengan software-sofware tersebut diatas dengan tujuan yang praktis dan ekonomis. Tidak jauh beda antara profesi desainer grafis dengan profesi fotografer, karena kedua profesi atau keahlian ini bisa saling membutuhkan, yang membedakan hanya peralatan yang digunakan. Sebagai contoh foto hasil bidikan seorang fotografer membutuhkan beberapa editing seorang desainer grafis untuk menghasilkan foto yang bagus dan sebaliknya seorang desainer grafis membutuhkan bahan atau foto untuk pembuatan layout majalah dari seorang fotografer.

Profesi Desainer Grafis sangat dibutuhkan dibidang kerja apapun terutama broadcasting dan advertising. Dunia broadcasting seperti televisi, majalah, surat kabar, event  organizer,  yang kinerjanya bersifat promosi, informasi dan komersil. Begitu pula dengan dunia advertising  seperti pembuatan banner atau spanduk, poster, brosur yang bersifat sama promosi dan komersil. Disetiap perusahaan atau lembaga, selain broadcast dan advertise, profesi desainer grafis tidak mutlak keberadaannya tergantung dari misi dan visi perusahaan atau lembaga tersebut, dan kalaupun membutuhkannya mereka cukup memanggil jasa seorang desain grafis untuk kepentingan sesaat. Lantas dari sisi seni (art)?


Karya desain grafis bisa dianggap produk seni, asalkan tidak ada sisi promosi dan komersilnya. Sama halnya dengan profesi pelukis dan fotografer, jika pelukis sedang membuat coretan dikanvas tentang gedung sebuah bank atau fotografer sedang membuat foto produk dari sebuah perusahaan kopi, walaupun hasilnya sangat bagus yang bisa dibilang mempunyai nilai seni tetap tidak bisa dikatakan produk seni karena yang ditekankan pada sisi komersilnya. Seni sendiri adalah ungkapan jiwa atau perasaan yang di apresiasikan pada suatu media. Contohnya, jika saya desainer grafis maka ungkapan perasaan yang saya alami saya curahkan melalui media grafis. Perbedaan komersil dan seni sangat kontras, sangat berbeda makna. Karya desain grafis diatas dengan judul m.a.a.f adalah seni, menggambarkan seorang wanita yang berjalan kaki menempuh perjalanan cukup jauh untuk mencapai tempat tinggalnya, merasa penat, lelah didalam suatu fokus pikirannya yang kacau, karena berkhianat dan ditinggal kekasihnya, tidak ada seorangpun yang akan mengantarnya kembali ke rumah,  “maaf aku tidak bisa mengantarmu” makna yang sangat dalam. Jika wanita dalam karya tersebut diganti dengan mobil dan tulisan m.a.a.f diganti dengan nama merk atau tipe mobil tersebut kemudian fokus jalan dihilangkan serta ornamen abstrack dihilangkan, jelas akan nampak sisi komersilnya. Itulah perbedaannya, kontras bukan?



Dalam suatu kesempatan Seorang Tentor desain grafis yang juga penasehat grafis pada media ternama di Surabaya pada waktu itu melalui asistennya, berkata kepada salah satu siswanya yang berbakat, “walau kamu kurang ahli dalam menggunakan fasilitas software desain, tetapi goresan desain kamu punya nilai karya seni yang luar biasa, kamu mempunyai bakat seni”. Jadi sehebat-hebatnya seorang desainer grafis mahir menggunakan software-software desain tanpa diimbangi dengan bakat seni alami walau hasilnya bagus tapi tidak memuaskan hati. Mungkin cocok untuk desain komersil, tapi seorang Seni Grafis (Graphic Art) julukan dari desainer grafis berbakat seni, ia bisa melakukan keduanya, seni dan komersil. Kita lihat karya diatas dengan judul bunga mei, sederhana, tapi sangat mengena, ditujukan kepada seorang wanita yang menjadi pujaannya, digambarkan dalam bentuk bayang wajah dan bunga mawar ketika sang lelaki menapaki lorong tersebut, basah karena hujan, Karya tersebut didesain dengan perpaduan antara software photoshop dan coreldraw.

Jika kita ingin mengapresiasikan jiwa melalui media grafis, ada tahapan sederhana, dimulai dari mencurahkan perasaan kita pada waktu itu, misalnya bosan. Siapkan bahan untuk materi bosan mulai dari gambarnya, backgroundnya, teksnya, dan sebagainya. Kemudian lakukan editing dan desain kreatif sesuai kemampuan, mulailah memberi efek dan aturlah peletakkan obyek sesuai dengan inspirasi bosan. Belajarlah secara otodidak, pertama-tama menggunakan software photoshop pelajari dan jangan takut salah, kemudian pelajari membuat gambar kreatif dengan coreldraw, perlahan tapi pasti. Karena dua software ini cukup membuat kita menyandang sebagai desainer grafis. Setelah kita mahir kita lihat hasilnya dari curahan hati kita tadi yang berjudul bosan, apakah orang yang melihatnya akan benar-benar bosan atau tidak bosan-bosannya memandangi hasil karya kita tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar